Media Salahuudin Al-Ayyubi

Senin, 18 Januari 2021

Perkembangan Pola Pikir Mahasiswa

 




ESSAY PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN POLA PIKIR SEORANG MAHASISWA

DALAM BERSIKAP POSITIF DI KEHIDUPAN ORGANISASINYA

Oleh : Arif Habibi Zikri : PK IMM SAA

Pola Pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya. Belief menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan bertindak seseorang. Dengan demikian jika ingin mengubah pola pikir, yang harus diubah adalah belief atau kumpulan belief.

Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.

Dweck (2008), mengatakan bahwa “Pandangan yang orang adopsi untuk dirinya sangat mempengaruhi cara orang tersebut mengarahkan kehidupan”. Artinya kepercayaan atau keyakinan seseorang memiliki kekuatan yang dapat mengubah pikiran, kesadaran, perasaan, sikap, dan lain-lain, yang pada akhirnya membentuk kehidupannya saat ini.

Carol S. Dweck (2008) dalam bukunya Change Your Mindset – Change Your Life, mengatakan bahwa pada dasarnya ada dua jenis pola pikir manusia, yaitu pola pikir tetap dan pola pikir berkembang. Ciri-ciri dari kedua jenis pola pikir tersebut diantaranya sebagaimana tertera pada table di bawah ini.[1]

Mahasiswa bagi saya adalah suatu gelar kehormatan yang diberikan secara tak langsung oleh alam bagi para siswa yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi demi mendapatkan segenggam ilmu pengetahuan dunia, penambahan kata maha pada kata siswa secara tidak langsung menyatakan bahwa seoarang mahasiswa bukan lagi seorang siswa baik secara pemikirannya maupun secara kepribadiannya, mau tidak mau seorang mahasiswa harus mampu mengubah karakter siswanya agar ia tidak kesulitan dalam menghadapi dunia kampus.

Banyak teori maupun para ahli yang mendefenisikan pengertian mahasiswa, sehingga kalau kita jabarkan akan memakan waktu yang sangat lama, namun pada intinya mahasiswa adalah pengertian yang akan bisa dimengerti apabila kita sendiri menjadi salah satu dari mahasiswa tersebut

Menjadi mahasiswa berarti harus mampu berkarakter seperti seorang mahasiswa, dimana mahasiswa memiliki kemampuan mengolah pikir dan mengendalikan emosi dalam setiap masalah yang di hadapi dengan baik, sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan dengan mudah.

Menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi (Taufik, 2010). Salim dan Salim(dalam Spica, 2008)mengatakan bahwa mahasiswa adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan padaperguruantinggi. Susantoro (dalam Siregar, 2006) menyatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuwannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan rasional.

Mahasiswa secara harfiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin, 2008). Menurut Budiman (2006), mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana. Sementara itu menurut Daldiyono (2009) mahasiswa adalah seorang yang sudah lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa adalah orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Menurut Siallagan (2011), mahasiswa sebagai masyarakat kampus mempunyai tugas utama yaitu belajar seperti membuat tugas, membaca buku, buat makalah, presentasi, diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Di samping tugas utama, ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi berbagai problem yang sedang mereka hadapi.

Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut untuk menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata. Menurut Siallagan (2011), ada tiga peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu intelektual, moral, sosial.

a.       Peran intelektual

Mahasiswa sebagaiorang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa menjalankan hidupnya secara proporsional, sebagai seorang mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat.

b.      Peran moral

Mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang dikenal bebas berekpresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berorasi, harus bisa menunjukkan perilaku yang bermoral dalam setiap tindak tanduknya tanpa terkontaminasi dan terpengaruh oleh kondisi lingkungan.

c.       Peran sosial

Mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan harus selalu bersinergi, berpikir kritis dan bertindak konkret yang terbingkai dengan  kerelaan dan keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai aspirasi dan pelayan masyarakat.

 

Organisasi dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, oleh karna itu organisasi dapat dikatakan wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Di kegiatan itu orang-orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya. Pengertian yang demikian disebut organisasi yang “statis”, karena sekedar hanya melihat dari strukturnya. Di samping itu terdapat pengertian organisasi yang bersifat “Dinamis".

Pengertian ini organisasi dilihat dari pada sudut dinamikanya, aktivitas atau tindakan dari pada tata hubungan yang terjadi di dalam organisasi itu, baik yang bersifat formal maupun informal. Waldo yang dikutip oleh Silalahi dalam bukunya “Studi tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori, dan Dimensi” (2003:124) menyatakan definisi organisasi adalah : “Organisasi adalah struktur hubungan-hubungan di antara orang-orang berdasarkan wewenang dan bersifat tetap dalam suatu system administrasi”.

Sedangkan pengertian organisasi menurut Thoha yang dikutip oleh Silalahi dalam bukunya “Studi tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori, dan Dimensi” (2003:124) mengemukakan bahwa: 18 “Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur yang menunjukkan wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Hubungan yang berstruktur ini disebut

hirarki dan konsekuensi dari hirarki ialah adanya kategori kelompok superior dengan kelompok subordinasi.”

Adapun pengertian Organisasi menurut Weber yang dikutip oleh Thoha dalam bukunya “Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya” (2014:113)

bahwa : “Organisasi merupakan suatu batasan-batasan tertentu (boundaries), dengan demikian seseorang yang melakukan hubungan interaksi dengan lainnya tidak atas kemauan sendiri. Mereka dibatasi oleh aturan-aturan tertentu.” Sejalan dengan definisi-definisi di atas menurut Handayaningrat (1981:43), menyatakan ciri-ciri organisasi sebagai berikut :

1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal.

2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda tapi satu sama lain saling berkaitan.

3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan usahanya ataupun tenaganya.

4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan.

5. Adanya suatu tujuan.

Dari definisi diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Organisasi adalah kesatuan dari seluruh kegiatan yang erat saling berkaitan antara setiap anggota yang ada di dalamnya secara terkoordinir dan memiliki tujuan tertentu.

Sebagai seorang mahasiswa organisatoris maka pola pikir yang disertai dengan sikap positif adalah suatu hal penting untuk untuk dimiliki, karna dengan sikap positif seorang mahasiswa mampu memanajemen setiap permasalahan yang ada tampa memperpanjang masalah, apalagi di dalam organisasi mahasiswa tersebut adalah seorang pemimpin,

"Menengok ke belakang dengan perasaan menyesal merupakan kebiasaan yang berbahaya

dan menghancurkan diri sendiri karena kebiasaan ini menghalangi sikap positif. Maju terus

elajaran yang dipetik orang dari kesuksesan dan kegagalan mereka berhubungan secara langsung dengan sikap mereka. Entah seorang CEO atau pembuat surat, acam seseorang pada posisi di antara mereka.

Mari kita lihat sejenak bagaimana sikap positif memer listis dengan tingkat pertumbuhan pribadi Anda. Bertanyal Karakteristik Para Pemimpin Sukses

para pemimpin sukses.

• Mereka memiliki toleransi terhadap rasa frustrasiya

tinggi.

• Mereka mendorong partisipasi sesama.

• Mereka terus-menerus bertanya kepada diri sendiri.

• Mereka berkompetensi secara bersih.

• Mereka mengendalikan hasrat balas dendam.

• Mereka menang tanpa bersorak-sorai.

• Mereka kalah tanpa terisak-isak.

. Mereka mengakui batasan legal, etis, dan moral.

• Mereka sadar akan loyalitas kelompok.

• Mereka memiliki tujuan yang realistis.[2]

Santayana mengatakan. "Siapa yang tidak belajar dari sejarah, ditakdirkan akan mengulanginya". Hikmah ungkapan ini adalah bahwa keberhasilan tergantung pada kemampuan untuk melihat apa yang menjadi penyebab kegagalan-kegagalan masa lampau misalnya mutu rendah atau manajemen yang buruk-maupun kebehasilan keberhasilannya misalnya pelanggan yang setia dan kreatif dan bertindak untuk mengulangi keberhasilan dan menghindari kegagalan.

Bukanlah ide bagus untuk memasuki suatu organisasi sebagai manajer, tanpa mempelajari sejarahnya yang relevan. Tanpa itu, dalam menghadapi beberapa macam risiko. Setiap orang bisa terjerumus ke dalam jebakan-jebakan politis yang seharusnya bisa dihindari dengan mengetahui hubungan hubungan masa lalu. Atau mungkin saja tidak siap ketika suatu masalah lama muncul dari orang lain. Dengan pengetahuan itu mungkin bisa melihat kesempatan kesempatan tanpa harus memakan waktu lama, sebagaimana jika kita tidak mengetahui sejarah organisasi.

 

S E  L E S A I

 

DAFTAR KEPUSTAKAAN

 

Ardana,  Riean, 2018, faktor pembentuk pola pikir masyarakat, Yogyakarta :  UNY

Fritz, Roger, 2009,  the power of a positive attitude, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama

            http://perkembanganpolapikir.co.id

 

 

 



[1]  Riean ardana,  faktor pembentuk pola pikir masyarakat,(Yogyakarta, : 2018, h.1)

[2] Roger Fritz, the power of a positive attitude (Jakarta : 2009, h.50)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RUMAH BERBAU MELATI

Ketika Kas Masjid Dana Umat Hanya Sibuk Untuk Renovasi Masjid *RUMAH BERBAU MELATI* Waktu Magrib yang menegangkan.  Orang-orang ...